BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Seperti yang sudah di ketahui oleh semua khalayak guru bahwa penilaian yang umum dan wajib di ketahui dan dipahami oleh para pendidik adalah penilaian dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga penilaian ini dilakukan dengan berbagai macam teknik.
Penilaian kinerja siswa merupakan salah satu alternatif penilaian yang difokuskan pada dua aktivitas pokok, yaitu: Observasi proses saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi hasil cipta atau produk. Penilaian bentuk ini dilakukan dengan mengamati saat siswa melakukan aktivitas di kelas atau menciptakan suatu hasil karya sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah variabel yang dinilai. Penilaian terhadap kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan antara kinerja siswa dengan target yang telah ditetapkan. Proses penilaiannya dilakukan mulai persiapan, melaksanakan tugas sampai den-gan hasil akhir yang dicapainya. Oleh karena itu penilaian dengan tertulis dan lisan saja tidak dapatt mewakili secara keseluruhan segala penilaian yang di inginkan apalagi dengan materi pembahsan yang menuntut siswa agar dapat memecahkan masalah dan menenukan sikap, bekerja sama dengan teman sekelompoknya dan lain-laiannya.
Maka penilaian kinerja akan menjawab semua pertanyaan yang belum bisa terjawab pada penilaian secara lisan dan tulisan, bertitik tolak dalam hal tersebut maka penulis dalam tulisan ini menguak lebih mendalam mengenai penilaian kinerja, mulai dari pengertiannya, teknik penilaiannya, kelebihan dan kekurangannya, komponen penilaiannya dan tujuan penilaiannya langkah –langkah pelaksanaanya hingga pada penerapannya .
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam buku pedoman penilaian kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994: 3), dikemukakan bahwa:"Penilaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mem-berikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh ten-tang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa"[1] Nana Sudjana mengatakan penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. [2] seperti yang sudah kita ketahui bahwa penilaian terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, yang masing-masing ranah terdiri dari sejumlah aspek yang saling berkaitan. Alat dan penilaiannya untuk setiap ranah tersebut mempunyai karakteristik tersendiri sebab setiap ranah berbeda dalam cakupan dan hakikat yang terkandung didalamnya.
Asesmen Kinerja (Performance assessment) adalah suatuasesmen alternatif berdasarkan tugas jawaban terbuka (open-ended task) atau kegiatan hands-on yang dirancang untuk mengukur kinerja siswa terhadap seperangkat kriteria tertentu. Tugas-tugas asemen kinerja menuntut siswa menggunakan berbagai macam keterampilan, konsep, dan pengetahuan. Asesmen kinerja tidak dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual, melainkan untuk mengases penerapan pengetahuan faktual dan konsep-konsep ilmiah pada suatu masalah atau tugas yang realistik. Asesmen tersebut meminta siswa untuk menjelaskan “mengapa atau bagaimana” dari suatu konsep atau proses. Asesmen kinerja merupakan suatu komponen penting dari suatu asesmen autentik.
O’Malley & Pierce (Nur, 2003) menyatakan asesmen kinerja adalah: Bentuk asesmen dimana siswa menunjukkan atau mendemonstrasikan suatu respon secara lisan, tertulis, atau menciptakan suatu karya. Respon siswa tersebut dapat diperoleh guru dalam konteks asesmen formal atau informal atau dapat diamati selama pengajaran di kelas atau seting di luar pembelajaran. Meminta siswa untuk “menyelesaikan tugas-tugas kompleks dan nyata dengan mengerahkan pengetahuan awal, pembelajaran yang baru diperoleh, dan keterampilan-keterampilan yang relevan untuk memecahkan masalah realistik atau autentik” Memungkian siswa menggunakan bahan-bahan atau melakukan kegiatan hands-on dalam mencapai pemecahan masalah. Contohnya adalah laporan-laporan lisan, contoh-contoh tulisan, proyek individual atau kelompok, pameran, atau demonstrasi.
Hibbard (1995) menyatakan asesmen kinerja merupakan: Suatu realistik yang terkait dengan tujuan pendidikan sains Komponen utama program pendidikan bertujuan: (1) menanamkan konsep dan informasi; (2) mengembangkan proses ilmiah, seperti eksperimen, membuat keputusan, membangun model, dan penemuan mesin; (3) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah yang melibatkan ilmu pasti dan informasi untuk mendukung metode ilmiah; (4) mengembangkan keterampilan komunikasi untuk membantu siswa menanamkan hal-hal lain secara efektif apa yang mereka telah pelajari atau apa yang menjadi saran mereka sebagai solusi masalah; (5) menanamkan kebiasaan bekerja dengan baik, seperti bertanggungjawab secara individu,keterampilan bekerja sama, tekun, memperhatikan keakuratan dan kualitas, jujur, memperhatikan keamanan, dan rapi. Suatu sistem untuk menilai proses dan produk Asesmen kinerja merupakan suatu sistem untuk menilai kualitas penyelesaian tugastugas yang diberikan siswa. Tugas-tugas kinerja seperti: (1) pentingnya aplikasi konsep sains dan mendukung informasi; (2) pentingnya kebiasaan bekerja mengkaji atau mencari secara ilmiah; (3) demonstrasi melek sains. Adapun komponen sistem asesmen kinerja termasuk: (1) tugas-tugas yang menanyakan siswa untuk menggunakan dan proses mereka yang telah dipelajari; (2) cheklist untuk mengidentifikasi elemen kinerja atau hasil pakerjaan; (3) Rubrik (perangkat yang mendeskripsikan proses dan atau kesatuan penilaian kualitas) berdasarkan skor total; (4) contoh-contoh terbaik sebagai model kerja yang akan dikerjakan.
Sebagai parner tes tradisional
Kadang-kadang tes tradisional digunakan untuk menjamin bahwa siswa telah cukup memiliki informasi akurat untuk menggunakan asesmen kinerja. Dilain pihak,asesmen kinerja digunakan sebagai strategi untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Asesmen kinerja merupakan salah satu penilaian dimana guru mengamati dan membuat pertimbangan tentang demonstrasi siswa dalam hal kecakapan dan kompetensi dalam hal menghasilkan suatu produk. Untuk mengukur kinerja siswa, dapat digunakan daftar cek (ceklist ), skala penilaian (Rating – scale ), dan rubrik.
Penilaian kerja ialah penilaian kerja yang dilandaskan pada pengamatan selama proses peragaan kemampuan atau pada evaluasi penciptaan produk yang dihasilkan.[3] Dalam pedoman penilaian di SD/MI, dinyatakan bahwa tes kinerja adalah tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan proses penilaiannya dilakukan sejak siswa melakukan persiapan, me-laksanakan tugas sampai dengan hasil akhir (Depdikbud, 1994: 8). Penilaian kerja ialah penilaian kerja yang dilandaskan pada pengamatan selama proses peragaan kemampuan atau pada evaluasi penciptaan produk yang dihasilkan. Penilaian kinerja pada prinsipnya lebih di tekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dan lain-lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.[4] Bersdasarkan cara melaksanakannya penilaian kinerja siswa dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Asesmen kinerja klasikan digunakan untuk mengases kinerja siswa secara keseluruhan
2. Asesmen kinerja kelompok untuk mengakses kinerja siswa secara berkelompok
3. Asesmen kinerja individu untuk mengangses kinerja siswa individu.
Disamping itu pada penilaian terdapat prinsip-prisipnya yang meliputi; validitas, reliabilitas, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif dan mendidik. Ranah penilaian dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan penjabaran dari standar isi dan standar kompetensi lulusan. Didalamnya memuat kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai karakteristik masing-masing materi pelajaran.
Adapun hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam penilaian kinerja ialah :
Ø Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi
Ø Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan di nilai dalam kinerja tersebut
Ø Kemampuan –kemampuan khusus yang di perlukan untuk menyelesaikan tugas
Ø Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati
Ø Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
I. Teknik Penilaian
Teknik Penilaian Unjuk Kerja Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
a. Daftar Cek (Check-list) Pengambilan data penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Peserta didik mendapat nilai bila kinerja penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Daftar cek dapat digunakan untuk mengamati dan menilai kinerja siswa di luar Kelemahan cara ini ialah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamatidan tidak dapat diamati, dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Namun nilai cek lebih praktis di gunakan mengamati subyek dalam jumlah besar.
b. Skala Penilaian (Rating Scale) Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai ujian memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten.[5]
c. Rubik adalah pedoman penskoran. Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang di tentukan. Dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan sseorang siswa terletak pada kriteria yang mana. Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi smua kriteria untuk rubrik ini salah satu penyebutan yang di gunakan adalah tingkat 1 (tidak memuaska) 2 (cukup memuaskan dengan banyak kekurangan), 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan) dan 4 (superior).[6] Pada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama cendrung memakai rubrik analitik dan rubik holistik di guanakan pada tingkat sekolah menengah tingkat atas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi; (2) analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu performansi. Rubrik biasanya digunakan untuk menskor respon / jawaban siswa tterhadap pertanyaan open ended. Rubrik juga dapatt digunakan untuk menilai kinerja siswa. Menurut hidden dan Spears, rubrik merupakan skala tingkatan yang digunakan skala tingkatan yang digunakan untuk menilai ulisan siswa terhadap open ended. Membuat Rubrik
Agar didapat gambaran apa yang dimaksud dengan rubrik, berikut ini contoh format rubrik analitik
Kriteria | 1 | 2 | 3 | 4 |
1. .............. · ....... · ........ · ........ | | | | |
| | | | |
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian unjuk kerja yaitu:
1. Jenis kriteria
Perlu di pertimbangkan bahwa terlalu banyak kriteria yang di pertimbangkan akan banyak memakan waktu untuk penyekoran. Tetapi jika kriteria yang diinginkan terlalu sedikit, mungkin hasil yang diperoleh tidak akan cukup unyuk memberikan informasi dalam memperbaiki unjuk kerja siswa.
2. Sub kriteria
3. Skala penilaian. Dalam skala penilaian perlu dipertimbangkan bahwa semakin besar skala akan banyak memakan waktu. Untuk tujuan penilaian umumnya skala genap lebih disarankan. Skala ganjil memuat nilai tengah yang nyata. Skala penilaian yang disarankan adalah 5 (1-5) atau skala 6 (1-6)
4. Membagi skala untuk batasan memenuhi dan tidak memenuhi
Misalnya pada skala 5 (1-5), skala 1&2 dapa dianggap sebagai unjuk kerja yang tidak memenuhi, 3 cukup memenuhi, 4 -5 baik dan 6 sangat baik.
5. Deskripsi untuk tingkat penampilan yang berbeda baik dalam bahasa yang digunakan maupun deskripsi semua sub kriteria
6. Menghitung skor. Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat di nilai tugas unjuk kerja siswa. Skor yang di peroleh masih harus di rubah dalam skala angka yang di terapkan (misal dalam bentuk 0-100, ada hal yang harus di perhatikan ialah bobot pertanyaan, apakah bobot dari masing-masing penampilan atau pertanyaan sama atau berbeda? Dan cara menghitung, bagaimana menghitung skor dari yang di peroleh.
II. Kelebihan Dan Kekurangan Penilain Kinerja
Semua jenis penilaian mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing namun tergantung guru yang melaksanakan evaluasi, karena jenis evaluasi yang di terapkan sangat tergantung pada kondisi dan tujuan pembelajaran.namun berikut ini beberapa kelebihan dalam penilaian kelas;
a. Dapat memecahkan masalah
b. Dapat menilai pengetahuan, sikap,dan keterampilan siswa
c. Dapat mendemontrasikan suatu proses
d. proses yang didemontrasikan dapat di observasi langsung
e. Penalaran
f. Lugas (fleksibel)
g. Dan komunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan
Disamping itu terdapat beberapa kekurangan pada proses penilaian ini yaitu :
a. Sangat menuntut waktu dan usaha
b. Pertimbangan (jugment) dan penskoran yang sifattnya lebih subjektif
c. Lebih membebani guru
d. Mempunyai reabilitas yang cukup rendah
III. Komponen Penilaian & Tujuan Penilaian
Semua penilaian mempunyai lima komponen utama yaitu ; instrumen penilaian, tanggapan terhadap tugas, penafsiran tanggapan yang diberikan siswa, pemberian skor atau skala penafsiran tanggapan siswa dan pencatatan hasil laporan. Disamping itu penilaian bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa, mengdiagnosis kesulitan belajar siswa, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong siswa belajar dan umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik lagi.
Penilaian terhadap kinerja siswa setidaknya memiliki tiga sifat, yaitu: kriteria ganda (multiple criteria), standar kualitas yang telah dispesifikasi (prespektified quality stan-dards) dan penaksiran penilaian (judgmental appraisal). Dalam penilaian terhadap kinerja siswa, target pencapaian hasil bela-jar yang dapat diraih meliputi aspek-aspek berikut ini: 1) Knowledge; 2) Rea-soning; aplikasi pengetahuan dalam berbagai konteks pemecahan masalah; 3) Skill; kecakapan dalam berbagai jenis keterampilan komunikasi, visual, karya seni, dan lain-lain; 4) Product; dan 5) Affect; berhubungan dengan perasaan, sikap, nilai, minat, motivasi. Diantara kelima target tersebut, penilaian kinerja siswa sangat efektif untuk menilai pencapaian target dari reasoning, skill dan karya cipta. Untuk dapat melakukan penilaian terhadap keterampilan (skill) dan karya cipta siswa diperlukan alat ukur terhadap kinerja siswa yang disebut dengan tes kinerja.
IV. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penilaian.
Penetapan indikator pencapaian hasil belajar.indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan keercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat di ukur, seperti : mengidenttifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembalai, mempraktekkan, mendemonstrasikan dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. Setiap kopentensi dasar dapat di kembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator-indikator pencapain hasil belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengembangkan metode ini adalah: kejelasan karakter penampilan yang akan dinilai, pengembangan tugas atau latihan (sifat, materi, jumlah), dan prosedur pen-skoran meliputi teknik, pencatatan hasil, identifikasi dan keterampilan penilaian. Sebagai contoh, aspek-aspek kinerja siswa apa saja yang akan dinilai? Sifatnya individual atau kelompok? Prosedur penyekorannya meng-gunakan skala, rubrik atau catatan harian? Bagaimana kriteria penilaian dari masing-masing aspek kinerja siswa? Selain itu sangat dibutuhkan pelibatan siswa secara penuh mulai dari perencanaan, pengembangan dan peng-gunaannya Selain pengukuran yang konsisten, diperlukan juga alat ukur yang sahih (valid). Validitas (kesahihan) alat ukur berkaitan dengan kesesuaian antara alat ukur dengan aspek-aspek yang hendak diukur. Menurut Wayan Nurkancana (1986:127) alat ukur dapat dikatakan sahih apabila alat ukur tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur. [7]
V. Contoh Aplikasi Penilaian Kinerja.
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/semester : III/II
Standar Kompetensi | Kompetensi Dasar | Indikator | Aspek | Teknik Penilaian |
Melaksanakan shalat dengan tertib | Menampilkan keserasian gerakan dan bacaan shalat | 1. Siswa mampu melafalkan bacaan dalam solat dengan baik dan benar 2. Siswa mampu melaksanakan gerakan dalam solat secara tertib 3. Siswa mampu mencocokkan bacaan solat dan gerakannya secara benar | Keserasian gerakan dan bacaan dalam solat | Penilian kinerja |
| | | | |
Contoh penilaian kinerja dengan Menggunakan cek list berdasarkan ttabel di atas:
No | Aspek yang dinilai | Baik | Tidak baik |
1 | Makharijul huruf Kelancaran hafalan | | |
2 | Ketepatan gerak dengan sistematis | | |
3 | Keserasian gerakan dan bacaan di dalam solat | | |
| | | |
Berikut penilaian kinerja menggunakan skala
No | Aspek yang dinilai | Bobot Nilai | Skor | |||
Rudi | Amri | Ona | Yuli | |||
1 | Makharijul huruf Kelancaran hafalan | 25 | 20 | 10 | 10 | 20 |
2 | Ketepatan gerak Sistematis | 25 | 15 | 10 | 10 | 10 |
3 | Keserasian gerakan dan bacaan | 30 | 20 | 25 | 15 | 30 |
| | 80 | 55 | 45 | 35 | 60 |
Keterangan :
Nilainya Rudi : x 100 = 68, 75
Nilainya Amri : x 100 = 56,25
Nilainya Ona : x 100 = 43,75
Nilainya Yuli : x 100 = 75
Menentukan level kelulusan
0 – 20 Menyatakan kinerja sangat rendah
21 – 40 Menyatakan kinerja rendah
41 – 60 Menyatakan kinerja sedang
61 – 70 Menyatakan kinerja baik
71 – 80 Menyatakan kinerja sangat baik.
Dengan demikian kinerja rudi dengan hasil baik, Amri dan ona dengan hasil kinerja sedang dan yuli dengan hasil kinerja sangat baik. Maka keempat siswa tersebut dinyatakan lulus dan dapat melanjutkan kepada kompetensi berikutnya. Untuk menentukan level kelulusan maka penilaian kinerja dapat menggunakan skala likert
Berikut penilaian kinerja menggunakan skala Likert
No | Aspek yang dinilai | Skala Penilaian | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
1 | Makharijul huruf Kelancaran hafalan | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
2 | Ketepatan gerak Sistematis | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
3 | Keserasian gerakan dan bacaan | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
| | | | | | |
Berdasarkan tabel diatas dapat diungkapkan bahwa:
· Jika Rudi mendapat skor 4, berarti rudi telah dapat membaca bacaan solat dengan baik
· Jika Rudi dalam gerakan solat mendapat skor 5 maka rudi sangat tepat dalam gerakan solat dengan sistematis
· Untuk yang ketiga mendapat skor 1 antara gerakan dan bacaan kurang tepat pada keserasian atau ketepatannya.
Skor total Rudi : 4+5+1= 10
Skor Minimum: 3
Jika di bagi kepada tiga tingkatan maka = 3
3 7 11 15
3 – 7 7 - 11 11 - 15
Rendah Sedang Tinggi
Berdasarkan skor yang di perolah Rudi dengan 10 maka Rudi termasuk kedalam kaegori sedang.
Contoh rubrik penilaian kinerja Makharijul huruf dan Kelancaran hafalan
No | Nilai | Kriteria |
1 | Amat Baik (5) | Membaca dengan makharijul huruf dengan benar Mambaca dengan hukum baca yang benar Dapat mengingat bacaan dengan benar Konsentrasi dalam membaca bacaan Lancar hafalan dalam pengucapan |
2 | Baik (4) | Membaca dengan makharijul huruf dengan benar Lancar hafalan dalam pengucapan Mambaca dengan hukum baca yang benar Dapat mengingat bacaan dengan benar |
3 | Cukup Baik (3) | Konsentrasi dalam membaca bacaan Lancar hafalan dalam pengucapan Mambaca dengan hukum baca yang benar |
4 | Kurang Baik (1-2) | Membaca dengan makharijul huruf dengan benar |
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan dimuka dapat disimpulkan bahwasanya penilaian kinerja sangat berperan penting didalam kancah penilaian pada proses belajar mengajar berlangsung supaya siswa dapat bersentuhan langsung dengan tteori yang sudah di pelajari dan pada aspek penilaian kinerja ini terdapat beberapa cara penilaian dalam kinerja ini yaitu dengan menggunakan cak list, penilaian skala dan rubrik. Yang dapat menjawab sejauh mana pemahaman siswa terhadap sesuatu yang di pelajari melalui demontrasi baik di lakukan seca individual maupun secara berkelompok. Penilaian kinerja ini sangat efektif untuk melihat skill siswa dan sangat cocok jika di terapkan pada materi yang dangat dituntut yang dominan pada aspek psikomotor seperti halnya mata pelajaran, IPA, matematika, olah raga, kesenian, dan bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Elly Herliani & Indrawati, Penilaian Hasil Belajar, Bandung : Pusat Pengembangan & Pemberdayaan Pendidik dan Pendidik Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA), 2009
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009
[1] http://www.blog-guru.web.id/2010/02/asesmen-dalam-pembelajaran-sains-sd.html
[2] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009 hal. 3
[3] Elly Herliani & Indrawati, Penilaian Hasil Belajar,Bandung : Pusat Pengembangan & Pemberdayaan Pendidik dan Pendidik Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA), 2009
[4] http://yulianti200784.blogspot.com/2009/05/penilaian-dalam-pembelajaran-sd.html
[5] Ibid
thx
BalasHapusI'm glad to be reading this article, I simply want to offer you a huge thumbs up for your great information.
BalasHapusTableau Guru
www.sqiar.com
Artikel ini sangat membantu saya
BalasHapusterima kasih